bumi,  Hutan,  lingkungan,  lingkungan hidup,  Peduli Lingkungan

Dengarkan Lagu ‘Dengar Alam Bernyanyi’, Kontribusi Kecil yang Berarti Demi Kelestarian Bumi

Pandemi sudah berangsur pulih. Sudah banyak yang mulai liburan dan nge-trip lagi ya. Kalau kalian gimana, teman-teman? Sudah mulai pergi liburan lagi? Oiya… Teman-teman kalau liburan sukanya ke mana sih? Pantai, gunung, hutan, air terjun, atau lebih suka liburan menikmati suasana kota? Kalau aku sih kemana saja ayok. Hehe. Apalagi kalau liburannya main ke hutan, mendengarkan suara kicauan burung, menikmati sejuknya angin, memandang birunya langit, memanjakan mata dengan pepohonan yang hijau dan asri. Siapa yang suka juga? Sini toss dulu!
sumber : foto pribadi

sumber : foto pribadi

Hutan Indonesia Bikin Bangga!

Ngomongin hutan nih, berdasarkan info dari hutanitu.id ternyata hutan di Indonesia itu luasnya 95-an juta hektar atau sekitar 3x luas negara Malaysia dan juga sekaligus menjadi 1% dari luas dunia. Makanya disebut juga dengan Zamrud Khatulistiwa atau paru-paru dunia. Faktanya, 1/2 daratan negara Indonesia itu area lahan berhutan lho. #HutanKitaSultan karena peran hutan sangat beragam. Hutan bisa menjadi sumber air, hutan mampu menyerap banyak karbon dioksida serta memproduksi oksigen, penghilang polutan, mencegah kekeringan, mencegah banjir dan longsor, melengkapi kebutuhan manusia dengan hasil hutannya seperti resin, minyak atsiri, minyak lemak, karbohidrat, buah-buahan, getah, tanaman hias, tanaman obat, rotan, hasil hewan, dll. Berkah banget, kan?

poster : dokumen pribadi

poster : dokumen pribadi


Hutan Indonesia menjadi habitat 10% jenis flora, 12% jenis mamalia, hingga 17% jenis burung. Selain itu hutan Indonesia merupakan pemilik cadangan karbon terbesar yaitu sekitar 75% – 80% dari total stok karbon dunia. Hutan gambut menyimpan 67%, hutan tropis 30% dan hutan mangrove atau bakau memberi kontribusi 3%. Hutan #IndonesiaBikinBangga pokoknya!

sumber : foto pribadi

sumber : hutanitu.id
sumber : foto pribadi
Disamping itu, hutan pun berperan penting dalam solusi krisis iklim yang sekarang sedang melanda bumi kita, termasuk pencegahan (mitigasi) dampak buruknya. Krisis iklim? Maksudnya? Coba yuk kita bahas sedikit mengenai krisis iklim.

Krisis Iklim Melanda. Waspadalah!

Pasti dari kalian ngerasain banget kan perubahan kondisi cuaca dan iklim yang cukup ekstrem beberapa waktu belakangan ini. Tahun ini pun rasanya seperti sudah tidak ada lagi yang namanya musim kemarau dan musim penghujan. Rasanya seperti sama saja. Cuacanya tidak menentu, kadang panas terik, kadang hujan. Dalam sehari saja kadang habis panas terik lalu turun hujan yang sangat deras.
Banyak juga fenomena-fenomena yang terjadi karena perubahan iklim global. Sebut saja musim panas panjang di Siberia yang notabene merupakan tempat terdingin, kebekuan di Texas, Banjir bandang di China, Jerman, Belgia dan Indonesia. Dan yang baru-baru ini terjadi adalah hujan lebat sampai menyebabkan banjir besar di Korea Selatan.

sumber : Madani Berkelanjutan

Tapi sebenarnya apa sih yang menjadi penyebab perubahan iklim hingga berdampak krisis iklim? Berdasarkan sumber Global GHG Emissions by Economic Sector, EPA 2014 dan sumber YUNGA Climate Change Challenge Badge, penyebab perubahan iklim dipengaruhi oleh banyak hal terutama aktivitas manusia seperti dari bangunan, karbon dari pabrik-pabrik industri, penggunaan transportasi, listrik, peralatan elektronik dan pemanas, pertambangan, peternakan dengan hewan ternak penghasil metana hingga hutan.

poster : dokumen pribadi
sumber : Komik Sains Kuark

Sebentar… Hutan? Mengapa hutan bisa menjadi penyebab perubahan iklim? Lho kok bisa? Bukankah hutan mampu menyerap banyak karbon dioksida serta memproduksi oksigen?

Ancaman Terhadap Hutan di Indonesia

Ibarat superhero, hutan itu mempunyai tenaga super untuk lindungi bumi dari pemanasan global. Pepohonan di hutan menyerap karbon dioksida dari udara lalu kemudian gas tersebut diubah menjadi oksigen. Penyerapan karbon dioksida membantu mengurangi keberadaan gas rumah kaca. Semakin banyak pepohonan, maka semakin banyak pula karbon dioksida yang diserap dari atmosfer dan disimpan untuk pertumbuhan tanaman. 
sumber : hutanitu.id (adopted from California Forest Products Association materials)

Tapi walaupun banyak fakta-fakta membanggakan mengenai hutan Indonesia, namun ada beberapa hal yang yang menjadi kekhawatiran kita. Sangat disayangkan sekali hutan-hutan di Indonesia luasnya terus menurun akibat laju deforestasi (hilangnya hutan) yang tinggi, dekomposisi gambut hingga kebakaran lahan gambut. Betul! Hutan-hutan di Indonesia banyak yang rusak!

Kebakaran hutan dan juga lahan (karhutla) masih sering terjadi. Karhutla di Indonesia tiga tahun lalu adalah salah satu kejadian yang paling mengkhawatirkan selama dua dekade terakhir. Berdasarkan info dari Auriga Nusantara yang menunjukkan data pemerintah bahwa hutan dan lahan seluas 1,6 juta hektar hangus dilalap si jago merah. Ini menjadi yang terparah sejak bencana asap tahun 2015. Bahkan Karhutla inilah yang juga membuat Indonesia menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia! Kebakaran yang terjadi berulang kali di Indonesia itulah yang juga turut menyumbang kenaikan emisi karbon yang signifikan secara global.Waduh, seram kan! 

sumber : Pixabay


Kebakaran hutan dan juga lahan itu sangat berdampak bagi kesehatan, pendidikan, limgkungan hidup, bahkan juga berdampak terhadap satwa dan tumbuhan. Ternyata hutan bisa menjadi penyebab sekaligus pencegah krisis iklim ya. 

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Di Indonesia telah diterbitkan regulasi Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer & Lahan Gambut serta regulasi tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut dengan peraturan pelaksanaannya. Sudah dibentuk juga Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk mengkoordinasikan upaya pemulihan ekosistem gambut. Organisasi-organisasi non-pemerintah pun juga sudah cukup sering mengadakan penyuluhan atau sosialisasi terkait pencegahan dan penanggulangan karhutla. Para pelaku kejahatan lingkungan, pembakaran hutan, pembukaan lahan ilegal pun harus ditindak secara tegas.

Walau begitu bukan berarti kita harus diam saja dan berpangku tangan. Kita, apalagi para generasi muda yang masih membara semangatnya masih bisa kok turut serta membantu menjaga hutan. Bukan cuma tugas dari orang-orang yang kebetulan berkaitan erat dengan hutan dan lingkungan semata. Karena dengan menjaga hutan berarti kita sudah turut ambil bagian dalam aksi menyelamatkan bumi. Dan dampaknya nanti pun akan kembali kepada kita, juga untuk anak dan cucu kita kelak di masa depan.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga hutan. Jika kita belum bisa berkontribusi secara besar, kita bisa mulai dari hal-hal kecil dan sederhana, karena aku percaya hal sekecil apapun juga bisa ikut andil dalam menjaga bumi kita.


1. Menanam Tanaman/Pohon dan Adopsi Hutan
Kita bisa mulai dari menanam tanaman dengan menggunakan pot atau menanam pohon jika kita mempunyai lahan yang cukup. Lebih bagus lagi kalau jumlahnya banyak. Hal lain yang bisa dilakukan jika kita tidak memiliki cukup lahan adalah dengan melakukan aktivitas adopsi hutan atau pohon lewat donasi.

Aktivitas adopsi hutan atau pohon merupakan salah satu cara ikut menjaga dan mengelola hutan dengan cara berdonasi ke lembaga-lembaga pengelolaan hutan. Ada banyak campaign yang bisa kita lakukan terkait adopsi hutan atau pohon, salah satunya melalui hutanitu.id/donasi

sumber : morningchores.com


sumber : hutanitu.id

2. Konsumsi Hasil Hutan yang Lestari

Hutan merupakan sumber kehidupan. Termasuk di dalamnya ada bahan baku pangan yang sangat subur karena hidup dari air bersih dan keanekaragaman hayati di dalam hutan. Dikenal dengan sebutan HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) yang terdiri dari benda-benda hayati/biologis yang berasal dari flora dan fauna yang tumbuh di hutan kecuali produk berupa kayu seperti kerajinan rotan, madu hutan, tepung, rempah-rempah, kacang-kacangan, maupun dalam bentuk jasa air, udara, dan manfaat tidak langsung dari hutan. Konsumsi hasil hutan yang lestari produksi masyarakat berarti turut serta membantu pelestarian hutan.
sumber : hutanitu.id

3. Membeli Produk Lokal yang Ramah Lingkungan & Ramah Sosial

Dengan membeli produk lokal berarti kita sudah berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dari produk impor lho. Selain itu bisa mengembangkan produk kearifan lokal sekaligus bukti kecintaan kita kepada negeri, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan juga bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Dampak positifnya cukup banyak.

poster : dokumen pribadi

4. Konsisten Melakukan Aksi Iklim

Masih banyak hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi dan melawan krisis iklim seperti mengurangi pemakaian plastik, melakukan reduce-reuse-recycle, memaksimalkan sisa makanan, bijak dalam pemakaian energi, buy what you need & choose wisely, melakukan decluttering, mulai melakukan “say no to fast fashion”, dan lain sebagainya.
poster : dokumen pribadi

5. Mendengarkan Lagu “Dengar Alam Bernyanyi”

Mungkin ada dari kalian yang bertanya-tanya, kenapa mendengarkan lagu bisa jadi salah satu cara untuk menjaga hutan dan bumi? Apa hubungannya? Aku spill dikit liriknya ya.

Bila kaujaga aku

Kujaga kau kembali

Berhentilah mengeluh

Ingat, kau yang pegang kendali

Kau yang mampu obati

Sudikah kau kembali?

Pandanglah indahnya biru yang menjingga

Simpanlah gawaimu, hirup dunia

Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada

Dengar alam bernyanyi

Bagaimana? Dari liriknya saja sudah kelihatan kalau lagunya memang bertema alam dan bumi. Jadi… Bulan April 2022 lalu bertepatan dengan Hari Bumi Sedunia, musisi Laleilmanino (Lale, Ilman dari Maliq N D’ Essentials dan Nino dari RAN) menciptakan lagu berjudul Dengar Alam Bernyanyi. Mereka juga menggandeng 3 kolaborator yaitu Chicco Jerikho, HiVi! dan Sheila Dara. Lagu Dengar Alam Bernyanyi mengangkat isu lingkungan serta mengajak kita semua kembali ‘melihat’ bumi untuk menjaga hutan demi mencegah dampak perubahan iklim yang semakin parah.

Lagu #DengarAlamBernyanyi tuh easy listening dengan lirik yang gampang dihapal, dengar beberapa kali saja aku sudah langsung hapal karena memang lagunya enak dan ringan. Dengerin lagu sambil menyiram tanaman atau sambil menanam tumbuhan di depan rumah bikin makin semangat, hihi.

Siapa yang sudah pernah dengerin lagunya juga? Kalau kalian belum dengerin lagu Dengar Alam Bernyanyi, mendingan langsung dengerin yuk di platform streaming musik favorit kalian seperti Youtube, Spotify dan Apple Music. Karena semakin banyak yang mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi maka semakin banyak royalti yang digunakan untuk konservasi hutan di Kalimantan. Menurutku sih ini menarik banget! Hanya dengan langkah mudah dan simpel kita sudah bisa ikut berkontribusi melindungi hutan Indonesia. Jadi jangan lupa dengerin lagunya, sebarin dan ajak lebih banyak orang lagi buat dengerin ya!


6. Teruslah Bercerita tentang Hutan dan Jangan Berhenti Sharing

Percaya atau tidak, bercerita dan berbagi informasi bisa memiliki efek terhadap pendengarnya, tentunya dengan cerita yang baik, positif serta dengan sumber yang kredibel (bukan hoax). Kita bisa bercerita dan berbagi informasi mengenai hutan lewat media apapun, baik secara langsung ataupun melalui sosial media. Kita bisa berbagi fakta tentang hutan dan juga tentang lingkungan, mengajak orang terdekat untuk menanam pohon, atau ikut berdonasi dan mengajak orang terdekat untuk melakukan aksi iklim.

sumber : Pixabay

7. Kenali dan Dukung Aksi Perlindungan Lingkungan
Jadilah orang yang penasaran akan suatu hal yang baik dan positif. Terus kenali dan juga dukung. Ada banyak sekali aksi perlindungan lingkungan demi menjaga bumi di sekitar kita. Kita bisa ikut serta, ikut bantu, ikut dukung, ikut kolaborasi, ikut beraksi sesuai dengan kemampuan dan juga keahlian masing-masing.

sumber : dreamstime


8. Tolak Kebijakan yang Berbahaya Untuk Lingkungan
Jangan pernah takut berkata tidak dan beranikan diri untuk menolak jika kebijakan itu dirasa berbahaya untuk lingkungan dan bumi kita. Ajak orang-orang terdekat untuk support kampanye yang membawa kebaikan pada lingkungan dan bumi.

foto : merdeka.com

Yuk bisa yuk kita jaga hutan demi bisa menyelamatkan bumi. Kita sama-sama #TeamUpforImpact karena walaupun langkah yang diambil hanya sederhana, tapi kalau dilakukan serentak, terus menerus dan bersama-sama pasti dampaknya akan menjadi besar. Ini semua bisa dilakukan kapan saja, dari dan di mana saja, sejauh yang kita bisa #UntukmuBumiku. Karena bumi kita cuma satu. Semangat ya teman-teman!

Welcome to my corner of the internet! I'm Amanda Desty, the writer behind this lifestyle blog where I share my passion for fashion, beauty, travel and anything else that sparks joy. Thank you for stopping by, and I hope you find something here that resonates with you! ♥︎

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *