BLOGGING,  Food,  Kuliner,  Recommendation,  Restaurant,  Review,  Travel,  Traveling,  Travelling,  Wisata

Hal Asyik yang Bisa Dilakukan Saat Liburan di Semarang

Beberapa waktu lalu, aku mengunjungi Semarang untuk bertemu dengan saudara yang ada di sana. Selain silaturahmi, aku juga sekalian ingin melepas penat. Walaupun aku tidak punya banyak waktu untuk berlibur tapi aku ingin sekali refreshing dari aktivitas padat di ibukota, walaupun hanya sebentar. Alih-alih naik kereta, aku berencana untuk naik pesawat saja agar menghemat waktu. Karena setelah dari Semarang aku pun harus segera ke kota lain untuk urusan pekerjaan.

Untuk urusan tiket pesawat Jakarta Semarang, aku memesan tiket melalui aplikasi Pegipegi. Keuntungan yang aku dapatkan saat memesan tiket melalui Pegipegi antara lain banyak harga spesial atau promo menarik yang beragam. Waktu aku memesan pesawat Pegipegi, aku juga mendapatkan promo loh. Lumayan jadi lebih hemat. Selain harga spesial dan promo menariknya, Pegipegi juga menyediakan kemudahan metode pembayaran yaitu melalui transfer, kartu kredit, pembayaran di swalayan, internet banking, dan cicilan juga. Memudahkan sekali bukan? Aplikasinya pun mudah sekali diakses dan prosesnya pemesanannya cepat. Setelah melakukan pemesanan, aku juga mendapatkan PepePoin yang bisa digunakan untuk pemesanan berikutnya. Pokoknya, transaksi tiket pesawat Pegipegi dijamin aman dan nyaman.

Aku memutuskan untuk mengambil penerbangan pagi karena Jakarta – Semarang hanya membutuhkan waktu kira-kira satu jam. Begitu sampai di Bandara Ahmad Yani Semarang, aku dibuat takjub karena ternyata bandaranya lumayan besar dan bersih. Ini kali pertamanya aku menginjakkan kaki di Bandara Ahmad Yani. Suasana jalanan di Semarang pada saat itu juga tidak seramai dan semacet Jakarta.

Setelah dari bandara, aku bertemu seorang teman, Erina. Dia akan berperan sebagai guide aku untuk hari itu. Hehehe. Kami berencana untuk jalan-jalan ke Lawang Sewu dan Kuil Sam Poo Kong. Tapi sebelumnya, dia mengajakku untuk sarapan di warung pecel koyor bernama WM. Sidorejo (Spesial Nasi Pecel Koyor) yang cukup legendaris di Jalan Imam Bonjol, Pendrikan Lor, Semarang.

Awalnya aku enggak tahu koyor itu apa, tapi aku sudah terlanjur pesan seporsi nasi pecel koyor dan temanku memesan nasi pecel daging. Setelah dipesan, aku baru bertanya, “koyor itu apa sih?” Ternyata koyor adalah urat kaki sapi. Wah aku enggak nyangka, ternyata rasanya enak banget! Aku menahan diri untuk enggak nambah porsi kedua karena ingat kalau setelah ini kami masih akan melanjutkan mencari kuliner Semarang lainnya. Hehehe. Harganya pun sangat terjangkau, menu nasi pecel di sini hanya kisaran 15 – 25 ribu rupiah saja tergantung lauknya.


Setelah dari WM. Sidorejo, kami melanjutkan ke Jl. Karang Anyar untuk mencicipi Leker Paimo yang terkenal di Semarang. Lokasinya berada di depan SMA Loyola Semarang. Sesampainya di sana, terlihat antrean yang lumayan banyak. Kata Erina, tidak heran kalau Leker Paimo selalu antre karena sangat hits di Semarang, padahal tidak menggunakan kios yang besar melainkan hanya memakai gerobak kecil dan tenda saja.

Akhirnya kami memesan lima jenis leker yaitu Leker Telor Tuna Mozarella, Leker Keju Jagung Manis, Leker Telor Tuna, Leker Karamel dan Leker Cokelat. Harga Leker Paimo berkisar dari Rp. 2500 – Rp. 25.000 saja. Rasanya pun enak, favoritku adalah Leker Telor Tuna Mozarella dan Leker Cokelat.




Setelah cukup kenyang dengan Leker Paimo, kami segera berangkat menuju Lawang Sewu. Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah yang dulunya merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij pada tahun 1907. Disebut sebagai Lawang Sewu (merupakan Bahasa Jawa yang artinya Seribu Pintu) karena memiliki pintu yang sangat banyak, walaupun pada kenyataannya tidak sampai seribu.

Kondisi saat itu tidak terlalu padat oleh wisatawan, jadi kami bisa leluasa menjelajah tiap sudut Lawang Sewu serta foto-foto. Suasananya juga tidak seseram yang dibayangkan. Mungkin karena kami berkunjung ke sana pada siang hari, kalau malam hari…. hmmm aku enggak yakin kalau suasananya enggak seram seperti siang hari.




Di Lawang Sewu aku juga bertemu dengan teman kami lainnya yaitu Mara. Setelah dari Lawang Sewu, kami bertiga pun memutuskan untuk mengunjungi Kuil Sam Poo Kong, kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan. Konon katanya dulu Kuil ini adalah tempat singgah Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah asal Tiongkok yang beragama Islam.

Di sini ada sebuah gua batu yang merupakan tempat utama dari Kuil Sam Poo Kong ini. Gua batu dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho dan anak buahnya saat berkunjung ke Pulau Jawa. Dan di dalamnya ada patung yang disebut sebagai Laksamana Cheng Ho. Selain itu, di sini juga ada altar serta makam orang-orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho. 



Cuaca terik tidak menyurutkan niat kami untuk melanjutkan menjelajah Kota Semarang. Saat hari beranjak sore, maka aku, Erina dan Mara memutuskan untuk bersantai serta menyantap es krim di Ice Cream World yang berada tak jauh dari kawasan Kota Lama Semarang. Kami berjalan kaki menyusuri kawasan Kota Lama, sangat mengasyikkan di sore hari. Banyak bangunan bernuansa tempo dulu yang menarik untuk diabadikan dengan kamera.

Kami berjalan kaki menyusuri kawasan Kota Lama dan sampai juga di Ice Cream World. Ternyata di Ice Cream World tidak hanya menyajikan aneka es krim tapi juga menyediakan spot foto unik dan menarik, tapi dengan syarat membayar sebesar 35 ribu rupiah (anak-anak 25 ribu rupiah) dan bisa bebas berfoto dengan sepuluh spot yang instagramablePara pecinta selfie wajib mampir, nih.


Oiya, berkunjung ke Semarang rasanya tidak afdol jika tidak membawa pulang oleh-oleh. Salah satu kuliner paling ikonik dari Semarang yang bisa dijadikan oleh oleh, apalagi kalau bukan Lunpia. Lunpia Semarang yang khas ini mempunyai isian seperti telur, rebung dan udang. Oleh-oleh khas Semarang ini bisa dibeli di Lunpia Cik Me Me yang berada di pusat kota, yaitu di Jl. Gajahmada. Ternyata Lunpia Cik Me Me menjual berbagai varian rasa yaitu jamur, kakap, crab, sampai kambing jantan muda. Harga sepotong Lunpia ini berkisar dari 10 – 22 ribu rupiah tergantung varian rasanya. Buatku harganya cukup terjangkau mengingat rasanya yang enak. Enggak salah jika panganan ini selalu laris diburu untuk dijadikan oleh-oleh.


Walau hanya punya waktu yang singkat, ternyata banyak juga hal asyik yang bisa dilakukan di Semarang terutama mengunjungi bangunan bersejarah serta mencicipi kuliner khas dan legendaris Semarang. Semoga lain waktu ada kesempatan lagi untuk berkunjung ke Semarang. Sehingga aku bisa lebih banyak mengeksplor tempat lain yang belum pernah aku kunjungi dan lebih banyak mencicipi kuliner khasnya.

Welcome to my corner of the internet! I'm Amanda Desty, the writer behind this lifestyle blog where I share my passion for fashion, beauty, travel and anything else that sparks joy. Thank you for stopping by, and I hope you find something here that resonates with you! ♥︎

38 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *