Blogger Campaign Project,  BLOGGING,  Cerpen

FLASHBACK

Inget kan waktu aku sakit terus kamu jenguk kerumah dan bawain es krim? Ibu ngomel-ngomel “Wong lagi sakit kok dibawain es krim” hihi…
padahal kan aku yang minta dibawain es krim sama kamu, eh malah jadi kamu yang dimarahin.


Inget juga kan
waktu aku sok-sokan bereksperimen di dapur bikin resep baru dengan cara
modifikasi es krim, buah strawberry, roti tawar, dan segala macem bahan gak jelas? Dapur rumah kamu berantakan. Tapi hasil
eksperimenku kamu bilang enak!
Heem… Aku curiga. Kamu jujur atau cuma
nyenengin aku ya? Hehehe…


Inget juga nggak waktu aku ngambek, jurus terampuh kamu adalah peluk aku
dari belakang terus ngasih es krim vanilla kesukaan aku? Sambil bilang, “Nih liat, es krim vanilla kayak gini aja manis banget kalo dimakan. Masa kamu kalah manis sih? Cemberut
ngambek gitu. Jelek ah!”
Duuuuh….. Gimana aku gak luluh coba. Saat itu
aku cuma bisa cubit dan pukul kamu. Uuuuh…sebel! Tapi entah kenapa rasa
sayang dan cintaku terus bertambah.


Ohya, inget nggak waktu motor kamu mogok pas jemput aku pulang sekolah?
Aku kesel, bête, sebel campur aduk jadi satu. Gimana nggak kesel coba,
udah siang hari bolong, panas-panas, motor mogok dan aku suruh dorong
juga gitu??
Kamu dengan sabarnya bilang, “Yaudah sayang kamu tunggu di
warung itu. Beli es krim vanilla ya biar ademan dikit, biar ngomelnya ilang juga.
Biar aku yang dorong motor cari bengkel nanti aku jemput lagi disini”
Aku nurutin perkataan kamu, walaupun bete.


Inget kan waktu kita liburan ke Pulau Seribu.
Kita duduk berdua menikmati senja
ditepi pantai, kamu genggam tangan aku, menatap mataku lalu bilang,
“Aku harap kamu sabar nunggu aku mapan dan ngelamar kamu. Aku janji
secepatnya bakal balik ke Jakarta dengan kerjaan yang bagus, ngelamar
kamu dan nikah. Luar kota ga seberapa jauh dibanding luar negeri. Aku
janji.”
Aku cuma bisa tersenyum kecil dan mengangguk. Kamu cium kening
aku dan tanpa kamu tahu airmataku menetes karena nggak rela ngelepas
kamu pergi.




Sekarang, aku ada disini.
Di depanmu.
Bukan untuk tersenyum bahagia
mengucapkan ‘janji bahagia’ sehidup semati.
Tapi untuk tersenyum pahit mengucapkan ‘selamat berbahagia’ untuk dirimu dan juga istrimu.
Ya. Istrimu.
Dia.
Wanita lain yang baru kau kenal satu bulan, yang tentu saja
bukan diriku.
Karena kini, tak ada lagi KITA seperti dulu.

Ingin rasanya aku cepat-cepat pergi dari tempat itu.
Berusaha pergi tanpa derai airmata lagi. Menghapus kenangan akan janjimu
yang palsu.








Flash Fiction by Amanda Desty Yunistyani
(Bukan Kisah Nyata)

Welcome to my corner of the internet! I'm Amanda Desty, the writer behind this lifestyle blog where I share my passion for fashion, beauty, travel and anything else that sparks joy. Thank you for stopping by, and I hope you find something here that resonates with you! ♥︎

25 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *